Misteri Mayat Tengkorak di Kebun Kopi Bengkulu Selatan Terkuak: Yongki Ditemukan Tak Utuh, Petunjuk Datang dari Jauh

Bengkulusatu.com, Manna – Ketenangan pagi di perkebunan kopi Aik Keluawangan, Desa Suka Maju, Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan, mendadak buyar oleh penemuan mengerikan: sesosok mayat yang tak lagi utuh, hanya menyisakan tengkorak dan tulang belulang yang mengering. Misteri identitas korban yang sempat simpang siur ini akhirnya terkuak, mengungkap sosok Yongki (40), warga asli Lintang, Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan, yang ternyata selama ini telah menetap di Bengkulu Selatan.
Kabar penemuan mayat pada Jumat, 13 Juni 2025, sekitar pukul 10.01 WIB, segera menyulut atensi aparat dan warga setempat. Sempat beredar desas-desus bahwa korban adalah warga Pagar Alam, namun teka-teki itu kini sirna. Pihak berwenang, gabungan dari kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan TNI, kini telah berhasil mengevakuasi jasad malang tersebut setelah proses identifikasi yang menantang.
Kepala BPBD Bengkulu Selatan, Hen Yeppi, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD BS, Akisar Diardi, SE, membenarkan informasi terungkapnya identitas korban.
“Ya, identitas mayat yang ditemukan di kebun kopi itu bernama Yongki. Informasi sementara, Yongki merupakan warga Lintang Empat Lawang. Tapi, selama ini ia tinggal di rumah keluarganya di Desa Padang Pandan Kecamatan Manna,” jelas Akisar, Selasa (10/6/2025).
Pengungkapan ini sekaligus meluruskan simpang siur informasi awal dan memberikan petunjuk penting bagi keluarga korban.
Kondisi jasad Yongki saat ditemukan sungguh memprihatinkan dan nyaris tak dapat dikenali. Akisar menjelaskan, “Kondisinya memang tidak dapat dikenali lagi. Tapi, karena ada pihak keluarga yang mau mengakuinya, maka jenazah korban akan langsung diantar ke rumah pihak keluarga di Desa Padang Pandan.”
Fakta bahwa mayat tinggal menyisakan tengkorak dan tulang belulang yang sudah mulai mengering mengindikasikan korban telah meninggal dunia dalam waktu yang cukup lama sebelum akhirnya ditemukan.
Kronologi penemuan jasad yang menggegerkan ini bermula dari laporan warga. Setelah menerima informasi tersebut, Tim Besekut Bencana dari BPBD segera bergerak cepat. Sekitar pukul 10.40 WIB, tim sudah berkumpul di Kantor Desa Suka Maju, bergabung dengan aparat desa, Polri, TNI, serta pihak keluarga dan warga setempat. Mereka kemudian bersama-sama bergegas menuju titik lokasi penemuan mayat yang terpencil.
Perjalanan menuju lokasi tidaklah mudah. Tim harus menyusuri medan perkebunan yang terjal selama sekitar dua jam berjalan kaki. Namun, jerih payah itu terbayar ketika mereka akhirnya tiba di lokasi dan benar-benar menemukan jasad korban dalam kondisi yang sudah tidak utuh lagi. Setelah melakukan identifikasi awal di lokasi, tim segera berupaya membawa jenazah tersebut ke rumah duka.
Pada pukul 15.10 WIB, tim gabungan tiba kembali di Kantor Desa Suka Maju, titik kumpul utama. Di sana, mereka langsung bertemu dengan pihak keluarga korban untuk secara resmi menyerahkan jasad Yongki sesuai dengan prosedur yang berlaku.
“Kini korban sudah diserahkan ke pihak keluarga,” tutup Akisar.
Dengan penyerahan jasad kepada keluarga, satu babak dalam kisah pilu penemuan mayat ini telah usai. Namun, misteri di balik kematian Yongki, terutama penyebab pasti dan bagaimana ia bisa berakhir di kebun kopi yang terpencil dengan kondisi mengenaskan, masih menjadi pekerjaan rumah bagi aparat penegak hukum.
Proses penyelidikan lebih lanjut, termasuk autopsi jika diperlukan, diharapkan dapat mengungkap tabir kebenaran yang sesungguhnya di balik penemuan mengerikan ini, memberikan kejelasan bagi keluarga dan jawaban bagi masyarakat. [Traaf]