Dituduh Curi Kopi, Pria Ini Tikam Ulu Hati Sendiri

Bengkulusatu.com, Rejang Lebong – Sebuah tuduhan pencurian kopi berujung pada drama berdarah di Desa Purwodadi, Rejang Lebong. Seorang pria berinisial In (38) nekat menghunjamkan sebilah pisau ke ulu hatinya sendiri, Selasa (24/6/2025) malam, setelah tak kuasa menanggung malu di hadapan keluarga dan perangkat desa.
Peristiwa yang mengguncang ketenangan dusun itu terjadi sekitar pukul 22.50 WIB. Akibat aksi nekatnya, In menderita luka tusuk sedalam 7 sentimeter dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk pertolongan intensif.
Kapolres Rejang Lebong AKBP Florentus Situngkir, melalui Kapolsek Bermani Ulu Iptu R. Pasaribu, membenarkan peristiwa tragis tersebut.
“Iya, benar. Korban melakukan percobaan bunuh diri diduga karena persoalan tersebut. Kondisinya serius dan sudah dirujuk ke rumah sakit Curup,” terang Iptu Pasaribu.
Menurut kronologi dari pihak kepolisian, drama ini bermula saat perangkat desa mendatangi kediaman In untuk mengklarifikasi hilangnya kopi milik tetangganya. Merasa terpojok, perangkat desa lantas menghubungi Bhabinkamtibmas Aipda Imam Rosidi.
Namun, sebelum petugas sempat tiba, situasi di dalam rumah memuncak. In meminta izin untuk menemui anak dan istrinya, yang justru berujung pada pertengkaran hebat dengan kakak kandungnya, Agus (42).
Di puncak keputusasaan, disaksikan langsung oleh istrinya, martabat In seakan runtuh. Ia meraih sebilah pisau dan berteriak, “Daripada aku malu, lebih baik seperti ini!”.
Sejurus kemudian, ia menusukkan pisau itu ke tubuhnya. Tepat pada saat yang mengerikan itu, Aipda Imam tiba di lokasi dan langsung berupaya merebut sajam dari tangan korban. Namun, aksi heroik itu tak mampu mencegah luka yang sudah terlanjur menganga.
“Motif korban melakukan percobaan bunuh diri karena merasa malu dan frustasi setelah dimarahi oleh keluarganya karena telah mengambil kopi milik tetangganya,” jelas Kapolsek.
Pihak kepolisian telah mengamankan barang bukti berupa pisau yang digunakan korban dan kini berupaya menenangkan situasi agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pihak-pihak terkait. Iptu Pasaribu juga mengimbau masyarakat untuk tidak main hakim sendiri dan selalu melibatkan aparat dalam menyelesaikan masalah.
“Semoga kejadian memilukan ini menjadi pelajaran berharga dan tidak akan pernah terulang lagi di tengah masyarakat,” pungkasnya. [Traaf]