Bergembira Disambut Hujan dan Angin

Pojok Redaksi bengkulusatu.id
Siapa yang ingin pagelaran suatu acara atau kegiatan terganggu dengan gejolak iklim, ya seperti saat panen terjadi hujan lebat beserta petir, suatu hajatan adanya angin kencang dan hujan, bisa jadi pada saat upacara yang tidak pakai tenda terik matahari menyengat, jelas itu membuat pecahnya konsentrasi acara.
Tantangan untuk setiap manusia yang hidup dimuka bumi yaitu bersyukur serta tanggung jawab dengan apa yang dilakukannya. Seperti bercocok tanam, maka kita bertanggung jawab dengan waktu panen, seperti menjala di sungai kita wajib bertanggung jawab dengan ikan yang kita dapat.
Apabila saat sekolah dulu kita diajarkan dengan yang baik-baik, pastinya kita bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan saat tumbuh dewasa dengan hari tua.
Kita dipertanggungjawabkan mengasuh anak-anak yang nantinya dapat meneruskan perjalanan kenasaban, menjadi orang yang berbakti serta berguna untuk kedamaian dunia, seperti menjadi pemimpin, paling tidak di dalam kepemimpinan rumah tangga dapat memberi contoh yang baik kepada keturunannya.
Kata pertanggungjawaban sering kita sepelekan, misal pada saat kita mendapatkan rezeki materi yang lebih, kita seakan lengah untuk segera memberikan sedekah ke fakir miskin dengan alasan nanti aja, besok dan besok.
Saat kita dapat bernafaspun, kita terkadang lupa untuk menafsirkan dalam rangka masih bisanya kita bernafas, yup pertanggung jawaban sebagai manusia. Sederhananya kita manusia adalah memanusiakan manusia lainya. Terdengar konyol, tapi memang benar adanya.
Misal saat setelah penikahan itu bukan berarti selalu pesta atau musik bertaburan suara, setelah riang gembira tetapi dibalik itu adanya perabotan yang harus dikembalikan, tenda yang harus dibayar sesuai tagihan, piring sendok serta peralatan dapur yang harus dikembalikan ke empunya. Serta pertanggungjawaban sebagai seorang tetua, orang tua, mertua, pengantin dan tetangga, diantaranya mempunyai tanggung jawab masing-masing.
Cukup-cukuplah bergembira, jangan sampai langit ikut menangis dengan terlalunya kita gembira, apalagi kita bergembira dengan asupan dari pajak mereka yang sekarang dilanda musibah seperti banjir yang melahap sawah hingga tak jadi panen, pedagang dengan sepinya jual beli dipasar serta pajak tanpa izin jualan diemperan.
Semua memang butuh hiburan, tapi semua juga butuh perhatian. Tinggal kita ini dapat melakukan atau tidak. Jangan sampai doa mereka menjadi hijabah karena kecerobohan kita sendiri lengah dalam berdaulat. (Ach)